Digital Marketing B2B VS B2C, Kenali Pengertian dan Perbedaannya di Sini!
Digital marketing menjadi kegiatan pemasaran yang marak dilakukan oleh para pelaku bisnis saat ini, lantaran dianggap efektif dalam menjangkau konsumen dan meningkatkan penjualan.
Namun perlu diketahui bahwa teknik digital marketing pada usaha tipe B2B bisa berbeda dengan B2C. Oleh karena itu, yuk simak penjelasan digital marketing B2B vs B2C berikut agar penerapannya efektif.
Baca Juga:
Apa Itu Digital Marketing B2B dan B2C
1. Digital Marketing B2B
B2B atau business to business merupakan kegiatan pemasaran yang ditujukan ke perusahaan lain, yang membutuhkan produk atau jasa dari perusahaan anda. Gaya pemasarannya memiliki proses yang cukup lama. Mengingat bahwa anda perlu menjalin komunikasi terlebih dahulu dengan perusahaan.
Umumnya, proses akan dimulai dengan memberikan edukasi, baru kemudian dilanjutkan dengan penawaran. Itu karena konsumen B2B perlu memahami tentang produk yang nantinya akan digunakan oleh bisnis mereka sebelum mengambil keputusan.
Sehingga anda pun membutuhkan konten marketing yang detail di sini, agar mereka dapat melihat produk dari berbagai aspek.
Digital marketing B2B vs B2C di sini bisa memiliki kesamaan dalam hal ini. Karena digital marketing B2B pun membutuhkan website yang berisikan informasi penting untuk menunjang bisnis. Dimana website tersebut harus dibuat sebaik mungkin dengan optimasi SEO (search engine optimization), untuk menampilkan konten yang menarik perusahaan.
Ketika ada perusahaan yang tertarik dengan produk atau jasa yang anda tawarkan untuk bisnis mereka, maka transaksinya membutuhkan kontrak. Sebab bisnis tipe B2B sangat menjunjung tinggi profesionalitas.
Adanya kontrak juga akan membuat kerja sama yang dilakukan berjalan lebih panjang. Selain itu, suplai produk akan berjalan secara optimal sesuai kebutuhan dan permintaan.
2. Digital Marketing B2C
B2C adalah singkatan dari business to customer, yang mana pemasaran dilakukan langsung ke end-customer atau langsung ke konsumen. Jadi jika ranah B2B contohnya mencakup reseller dan franchise yang menjual dalam jumlah besar, maka B2C mempunyai flow yang lebih sederhana.
Pada bisnis makanan misalnya, B2C akan langsung menjual makanan yang sudah jadi kepada konsumen. Tujuan dari digital marketing B2C yaitu membuat transaksi lagi hingga konsumen menjadi loyal. Itulah kenapa pemasaran yang dilakukan cenderung lebih mudah, cepat, dan prosesnya relatif lebih singkat.
Meskipun begitu, anda yang menjalankan bisnis bertipe B2C tetap harus menggunakan perencanaan dan strategi yang matang. Apalagi perlu dipahami bahwa dalam digital marketing B2B vs B2C, umumnya konsumen B2C jauh lebih emosional.
Mereka lebih mudah terpengaruh hal hal emosional seperti itu, sehingga lebih menguntungkan jika anda menggunakan konten yang persuasif.
Pada marketing B2C ini, ada beberapa poin yang bisa anda fokuskan. Yang mana cara pemasaran lebih simpel maka lebih baik. Pasalnya konsumen tidak memerlukan kerja sama mendalam, karena mereka bisa saja hanya membeli produk hanya satu kali. Anda bisa memaksimalkan hal yang menyenangkan untuk membuat mereka tertarik membeli lagi.
Baca Juga: 7 Tren Digital Marketing 2022, Tingkatkan Awareness Bisnis Anda
Perbedaan Digital Marketing B2B dan B2C
1. Platform
Perbedaan antara digital marketing B2B dan B2C dapat dilihat dari beberapa aspek, yang pertama yaitu platform yang digunakan dalam pemasaran. Sebab B2B membutuhkan platform yang detail. Karena perusahaan atau pebisnis umumnya tidak akan langsung tertarik dengan iklan produk di brosur atau internet.
Semakin besar volume pembelian yang akan mereka lakukan, tentu mereka akan lebih selektif dalam memilih. Itulah kenapa dibutuhkan platform yang detail bagi B2B untuk mengiklankan produknya.
Lalu apakah media sosial tidak efektif digunakan di sini ? Belum tentu, beberapa platform media sosial tetap dapat digunakan untuk digital marketing, meski memang jarang perusahaan B2B yang tertarik.
Selain membuat website marketing, platform seperti LinkedIn bisa menjadi opsi bagi B2B dalam memasarkan produk ke jaringan profesional.
Sejauh ini, top 5 platform yang sering digunakan oleh B2B untuk memasarkan produk antara lain LinkedIn, Twitter, YouTube, SlideShare, dan Facebook.
Sementara itu, dalam digital marketing B2B vs B2C, B2C mayoritas justru menggunakan media sosial untuk memasarkan produknya.
Platform konvensional layaknya brosur atau iklan media cetak pun bisa dicoba. Ketika anda akan memasuki pasar baru, platform platform tersebut akan sangat berguna untuk menjangkau pasar.
B2C juga membutuhkan website sebagai medium pemasarannya. Dan anda bisa mempertimbangkan penerapan SEO supaya produk bisa ditemukan dengan mudah lewat mesin pencari. Karena kompetitor B2C umumnya lebih banyak, maka anda perlu membuatnya lebih menonjol dan unggul.
2. Strategi
Tidak hanya berbeda dari platform yang digunakan, namun bisnis tipe B2B juga sangat berbeda dari tipe B2C jika dilihat dari strategi yang diterapkan. Meski sama sama mengiklankan produk untuk menarik customer, namun strategi yang digunakan tentu tidak bisa disamakan. Mengingat bahwa tipe konsumennya pun mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu sama lain.
Prinsip strategi marketing B2B adalah berbasis kepercayaan, membuat calon pelanggan percaya terhadap kualitas brand yang ada. Mulai dari kualitas produk, pelayanannya, maupun komunikasi dengan pelanggan. Sebab ketika klien anda adalah suatu perusahaan, maka pada sektor tersebut anda perlu membangun relasi yang kuat.
Berbeda dengan B2C yang strateginya lebih fokus pada konten. Bisa dibilang bahwa konten adalah kunci dalam strategi marketing yang diterapkan. Konten yang menarik dan persuasif dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Konten ini sekaligus berfungsi untuk mendeskripsikan produk dan fitur fiturnya.
3. Pendekatan
Pendekatan juga menjadi pembeda pada digital marketing B2B vs B2C. Karena B2B sudah jelas fokus pada industri, menyasar para pelaku bisnis sebagai target marketnya. Maka dari itu, bisnis cenderung menggunakan istilah teknis yang jelas agar mudah dipahami.
Sebab alih alih bahasa penuh konotasi yang menawarkan promosi, audiens B2B lebih mempercayai keahlian dan efisiensi yang bisa anda tawarkan.
Sehingga mereka umumnya lebih suka mendapatkan informasi dan edukasi seputar produk. Dengan begitu anda bisa lebih mudah mendapatkan kepercayaan pelanggan. Kepercayaan dari pelanggan menjadi hal utama dalam B2B marketing. Apalagi bisnis tipe ini mementingkan konsep kerjasama yang berkelanjutan.
Sedangkan B2C seperti yang sudah diketahui secara luas, pendekatannya lebih customer centric. Karena audiens B2C lebih price oriented, maka promosi adalah kuncinya.
Mereka akan semakin senang jika anda menawarkan banyak diskon atau gimmick. Terlebih jika anda mampu menggunakan pendekatan bahasa yang lebih kreatif dan menarik.
Sebab B2C memang fokus untuk menarik perhatian konsumen. Jadi pendekatannya cenderung lebih santai, bisa dilakukan dengan berbagai gaya.
Inilah yang membuat konten digital marketing B2B vs B2C menjadi berbeda. Meski pada umumnya konten pemasaran tersebut sama sama bisa ditampilkan menggunakan website maupun media sosial.
Kesimpulan
Jadi, meskipun B2B dan B2C sama sama memasarkan produk, namun strategi digital marketing yang dilakukan tidak bisa disamakan begitu saja. Anda bisa menggunakan jasa digital marketing agency untuk memaksimalkan strategi yang tepat. Di Doxadigital, anda akan dibantu dalam menentukan strategi marketing yang optimal berdasarkan target audience bisnis.